Minggu, 10 Februari 2019

Seruput Hangat Yang Bikin Relief


Bismillah.

Apa kabar teman-teman semua? Semoga kalian dalam keadaan sehat, sejahtera, dan tidak kurang suatu apapun. Kalau pun ada yang kurang, seperti lagi sakit, baru melepaskan proyek tertentu atau baru ditinggal kekasih, semoga tidak mengurangi bahagia dalam kesyukuran kita hari ini...

Salah satu bahagia berbalut syukur yang mungkin bisa Ulf bagikan dalam tulisan ini mungkin sederhana saja. Ah, semoga bukan bagian dari riya'. Hanya saja Ulf senang menulis apa saja yang dialami. Meskipun tidak segamblang atau tidak setertutup yang banyak orang bayangkan. Begini saja sudah.

Seperti judul yang kalian baca. Seruput hangat yang bikin relief. Mengapa ada kata 'relief' atau lega di akhir kalimat? Mungkin kesannya habis melakukan suatu pekerjaan yang berat. Atau menghadapi masalah yang berat. Lalu, dengan secangkir minuman hangat berbuih seperti dalam foto, seolah semuanya terangkat. Hingga menimbulkan lega.

Begitulah hidup. Kadang kita nggak sadar. Meski tanpa halang rintang sedemikian rupa di keseharian kita, pasti ada saja momen yang bikin kita sesak atau pening. Mau di jalan menuju tempat berkegiatan. Atau di rumah dengan seabreg kerjaan yang tidak rampung-rampung. Bisa jadi juga konflik dengan batin sendiri.

Jika sore menjelang, Ulf menemukan kehangatan sederhana itu yang ternyata membuatku tenang, plong, dan segalanya baik-baik saja.

Hangatnya cappucino, latte, frappucino, atau caramel macchiato yang kubuat sendiri. Terkadang aku melipir juga ke coffee shop yang nyaman dengan tingkat kebisingan pengunjung yang rendah. Begitu pesanan datang, Ulf tak langsung meminumnya. Hanya mendiamkannya selama beberapa saat. Setelah itu, barulah kengatan itu menjalari indera pengecap, penciuman, dan otakku.

coffee is a liquid hug for your brain. 

Setelah beberapa saat menimatinya sambil memandangi lalu-lalang orang di sekitar, aku merasa siap untuk mulai lagi.

Alhamdulillah.