Minggu, 25 Desember 2016

Inilah Beberapa Alasan Bule Suka Makanan Indonesia






Pernahkah kamu mendengar seorang bule mengatakan kalau dia suka nasi goreng, sate, atau bakso?
Sudah bukan berita baru lagi kalau banyak turis asing yang menyukai makanan Indonesia seperti nasi goreng, bakso, sate, atau soto. Makanan-makanan tersebut memang sangat umum dijumpai di negara kita dan mudah sekali mendapatkannya. Warung tenda pinggir jalan, restoran dalam mal hingga hotel bintang lima sering memasukkan makanan tersebut dalam menu sehari-harinya.
Lalu, apa sih yang membuat para bule menyukai makanan-makanan Indonesia tersebut? Berikut penjelasannya.


1. Makanan Indonesia terkenal dengan bumbunya yang kaya
. Bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, bawang bombai, lada, garam, dan cabai selalu ada dalam masakan Indonesia. Semua bumbu ini jika dipadukan akan menimbulkan rasa gurih yang khas dan sempurna. Kebanyakan bule menikmati makanan dengan bumbu ala kadarnya di negara asalnya. Itulah mengapa mereka senang makan nasi goreng, mi goreng, soto, bakso, rendang, dan makanan khas kaya bumbu lainnya.


2. Makanan tersebut praktis disantap. Sebagian besar bangsa barat terkenal dengan budaya berpikirnya yang cepat dan disiplin yang tinggi. Mereka sangat menghargai waktu. Sampai untuk urusan makan saja, seringkali mereka mengambil waktu tersingkat supaya bisa segera mengerjakan pekerjaan lainnya. Makanan Indonesia seperti sate, martabak, atau tahu tempe sangat praktis disantap. Bila boleh disamakan sedikit, makanan-makanan tersebut mirip makanan cepat saji di negara asal mereka yang bisa dimakan sambil jalan menuju halte atau saat berkendara. Meskipun agak sedikit repot ya makan sate sambil jalan.


3. Kuncian pedas makanan Indonesia berbeda dengan makanan negara asal para bule

Sambal pedas menjadi ciri khas beragam makanan di Indonesia. Mau makanan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Manado, Sulawesi, Aceh, atau Kalimantan, memiliki setelah pedas yang berbeda-beda. Semua setelah atau kuncian pedas makanan tersebut tentu sangat berbeda dengan makanan negara asal mereka. Racikan bumbu yang khas membuat sambal menjadi daya tarik bagi para bule saat mencicipi makanan Indonesia. Tidak heran jika nasi goreng pedas, mi goreng pedas, bakso, atau sate dengan sambal banyak diminati oleh mereka.


4. Makanan Indonesia yang mirip dengan makanan negara asal


Menemukan makanan yang mirip dengan makanan di negara sendiri bisa menimbulkan perasaan bahagia tersendiri. Banyak turis yang menyukai sejumlah makanan tertentu karena kemiripannya dengan makanan dari negara asalnya. Sebut saja gado-gado yang mirip dengan salad atau cilok yang mirip dengan topokki dari Korea Selatan.


5. Banyak makanan Indonesia yang unik
Makanan seperti rawon dengan kuah hitamnya sering disangka turis menggunakan tinta cumi. Padahal warna hitam rawon didapat dari bumbu rempah kluwek. Atau papeda yang terbuat dari sagu dan cukup unik cara menikmatinya. Belum lagi masakan Padang atau masakan Sunda yang disantap dengan menggunakan tangan kosong. Bagi sebagian besar orang Barat, makan tanpa alat-alat makan seperti garpu, sendok, pisau, dan sumpit tentu tidak biasa.

Wah, ternyata sesederhana itu orang bule menyukai makanan kita ya?
Disarikan dari berbagai sumber n observe kecil-kecilan^^

7 Hal Menguntungkan Nonton Drama Korea

7 Hal Menguntungkan Nonton Drama Korea, Menguntungkan gimana maksudnya Fah?






Banyak yang merasa emosinya campur aduk saat nonton episode demi episode Drama Korea. Sebentar sedih. Sebentar senang. Sebentar galau. Sebentar marah. Sebentar romantis habis-habisan. Saking ekstrimnya, sampai ada yang merasa kok mirip gejala penyakit kejiwaan tertentu ya? Begitulah drama. Bukankah Indonesia juga punya sinetron yang kerap menguras emosi penontonnya? Sampai-sampai terbawa di kehidupan sehari-hari penontonnya. Misalnya, jadi meniru cara bicara, pembawaan, atau cara berpakaian karakter drama tersebut.
Meski emosi campur aduk, drama Korea sebetulnya punya sisi inspiratifnya sendiri. Dan ini bisa menguntungkan kita. Apa sajakah inspirasi yang bisa kita gali dari drama Korea? Berikut penjelasannya.


1. Mengajarkan Pengalihan Emosi Negatif

Sering sekali kita lihat di drama Korea adegan seorang perempuan menginjak-injak rendaman cucian dalam bak besar atau membuat banyak kimchii dengan sarung tangan karet warna-warni. Seperti dalam drama Cunning Single Lady. Tokoh Na Ae Ra yang diperankan oleh Lee Min Jung pada suatu malam mencuci seprai di dalam kamar mandinya yang berukuran tak terlalu besar. Ia menginjak-injak rendaman seprai dalam bak besar berisi air sabun bukan tanpa alasan. Ia galau bin kesal dikerjai oleh mantan suaminya yang juga CEO di tempatnya bekerja. Ia melepaskan emosi negatif dengan cara yang bisa dibilang cukup menyehatkan. Membuat tubuh bergerak dan seprai pun bersih. Kalau kita lagi galau, bisa juga nih dipraktekkan. Galau hilang pelan-pelan, lemak jahat menyusut, dan hemat karena tidak perlu pergi ke laundry.

2. Melatih Cinta Produk Dalam Negeri

Sebuah produk ditaruh di adegan tertentu untuk promosi sudah sering kita lihat ya dalam berbagai drama atau film. Yang hebat dari Korea Selatan ini adalah ia selalu menempatkan produk-produk dalam negeri seperti produk ponsel kenamaan di Korea, produk make up, tas, baju, sepatu, makanan khas bahkan produk-produk handmade seperti boneka khas Korea, gantungan ponsel, dan rajutan lebih sering daripada produk luar Korea. Kamu tentu masih ingat adegan dalam drama Boys Before Flowers dimana Geum Jan Di dan keluarganya sedang membuat boneka panda berwarna pink untuk dijual, bukan? Atau boneka kelinci handmade dengan hidung babi dalam drama He’s Beautiful? Dan bagaimana tteokbokki alias kue beras yang dimasak bersama bumbu gochujang itu menjadi ikonik sekali karena sering disantap saat galau sendiri atau lagi seru bersama teman. Betapa penonton digiring untuk menemukan sederhananya bahagia dengan menyantap makanan khas atau mengenakan produk dalam negerinya sendiri. Sementara, dalam drama The Master’s Sun, tokoh Tae Gong Shil yang diperankan oleh Gong Hyo Jin juga memberi kesan mendalam saat sedih dengan ia memakan tahu putih yang dibungkus kantung plastik hitam kecil seperti yang ada di rumah kita. Ia percaya kandungan gizi dalam tahu dapat menguatkan fisik yang sedang lelah karena sedih. So simple but meaningful.

3. Friendship Is Beautiful


Drama Korea sering menyuguhkan persahabatan yang indah dengan beragam pernak-perniknya. Saling menghargai dan memahami sahabat satu sama lain meski ada perilaku buruk yang dilakukan oleh masing-masing orang. Sebut saja drama Reply 1994, Reply 1997, Reply 1998. Kental sekali dengan cerita persahabatan. Tidak hanya persahabatan antara teman dekat, drama Korea juga memperlihatkan persahabatan antara pasangan kekasih. Seperti adegan mencucikan rambut pasangan atau menggosokkan gigi suami saat dia sedang sakit dan tidak mampu melakukannya. Inspiratif sekali untuk kamu yang sudah memiliki pasangan halal ya.


4. Tahu Menghargai Diri Sendiri


Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghargai diri sendiri. Salah satunya, dengan merawat tubuh dengan baik. Setidaknya, ada dua cara merawat tubuh yang biasa dilakukan wanita dalam drama Korea. Mereka akan mulai dari pemilihan skin care dan body shape. Seperti apa yang dilakukan oleh Oh Ha Na (Ha Ji Won) dalam serial drama The Time We Were Not In Love. Ha Na yang sukses dalam karirnya sebagai kepala tim marketing di sebuah perusahaan sepatu ternama selalu menghadiahi dirinya sendiri dengan barang-barang berkualitas mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Oh Ha Na memilih perawatan wajah dan make up terbaik untuk penampilannya sehari-hari sebagai wanita karir. Sementara, untuk menjaga bentuk tubuh dan kesehatan, ia rajin berolahrga seperti jogging dan bersepeda. Semua ia lakukan karena sayang pada dirinya dan pekerjaannya.

5. Belajar Kerja Keras

Semua tahu jika drama Korea selalu menyuguhkan karakter-karakter pekerja keras yang tough, responsible dan menawan. Apapun bidang pekerjaannya dan sesulit apapun rintangannya. Hendaknya ini bisa menjadi inspirasi kita dalam mengerjakan sesuatu hingga tuntas.

6. Belajar Menghargai Orang Sekitar

Drama yang berbau psikologi biasanya menekankan pada bagaimana cara menghargai orang sekitar. Terutama, mereka yang memiliki kehidupan berbeda dari orang kebanyakan. Seperti drama It’s Ok That’s Love, kita diajak untuk berempati dengan keadaan jiwa orang-orang spesial. Kita tetap harus bisa menghargai keberadaan mereka sebagaimana kita menghargai keberadaan orang normal pada umumnya. Sebagai contoh, bagaimana jika ada seorang pengidap sindrom Tourette yang kambuh di dekat kita, apa yang sebaiknya kita lakukan untuk membantunya. Atau bagaimana menghadapi seorang penulis terkenal yang divonis mengidap skizofrenia karena trauma masa lalunya. Seperti yang dialami oleh Jang Jae Yool, diperankan oleh Jo In Sung. Jang Jae Yool sangat menghargai keberadaan ibunya dalam kehidupannya. Bagaimana ibunya sangat membantu dirinya keluar dari trauma masa lalu dan membangun karir sebagai penulis.


7. Mendatangkan Income

Nah...ini nih yang ditunggu-tunggu. Tapi, bagaimana mungkin nonton drama Korea bisa mendatangkan income? Tentu bisa. Jika kamu menjadikan drama Korea ini tidak hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga alat observasi cerita. Lho, jadi penulis dong? Tepat sekali! Saat ini profesi penulis cukup menjanjikan untuk masa depan. Banyak sektor yang membutuhkan penulis. Ah, tapi aku nggak bakat jadi penulis. Eits, tunggu dulu. Menulis bukan hanya soal bakat. Melainkan juga kemauan. Jika ada kemauan, pasti ada jalan. Ingin tambahan income atau justru ingin berpenghasilan dari menulis cerita, tentunya harus berkemauan keras. Kamu bisa mulai dengan menulis fan fiction. Apa sih? Itu lho menulis fiksi tentang musisi K-pop. Bagaimana kamu menjadikan tokoh Kpopmu sebagai tokoh sentral di fiksi kamu. Kalau sudah jadi ceritanya, bisa dikirimkan ke penerbit-penerbit tertentu seperti Penerbit Haru, Plot Point, Penerbit Bentang Pustaka, atau majalah yang memuat fan fiction. Selain menulis fan fiction, kamu juga bisa menulis novel romantis hingga menulis skenario. Banyak sinetron populer di Indonesia yang terinspirasi dari cerita dalam drama Korea. Honor penulis skenario sinetron populer sangat menggiurkan sekali. Kamu bisa dapat dua digit angka di depan enam angka 0 (nol) untuk satu episodenya lho. Sekarang, tinggal pilih, kamu mau jadi penulis yang mana?

Hendaknya kita menjadi penonton drama Korea yang bijak. Tahu batasan budaya. Mengambil hal positif sebagai inspirasi dalam kehidupan kita. Dan meninggalkan hal-hal negatif yang mungkin ada dalam adegan drama. Hal negatif dijadikan sebagai informasi saja bahwa di budaya Korea atau perilaku manusia pada umumnya ada hal semacam itu. Kita justru harus bisa menghindari melakukan perilaku negatif tersebut.

Jumat, 22 Juli 2016

Julaibib Yang Menawan Hati

Julaibib, begitu dia biasa dipanggil. Sebutan ini sendiri mungkin sudah menunjukkan ciri jasmani serta kedudukannya di antara manusia; kerdil dan rendahan. Julaibib. Nama yang tak biasa dan tak lengkap. Nama ini, tentu bukan dia sendiri yang menghendaki. Tidak pula orangtuanya. Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan yang mana bundanya. Demikian pula orang-orang, semua tak tahu, atau tak mau tahu tentang nasab Julaibib. Tak dikenal pula, termasuk suku apakah dia. Celakanya, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah cacat kemasyarakatan yang tak terampunkan. Julaibib yang tersisih. Tampilan jasmani dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya. Wajahnya yang jelek terkesan sangar. Pendek. Bungkuk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh. Tidur sembarangan berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak.

Abu Barzah, seorang pemimpin Bani Aslam, sampai-sampai berkata tentang Julaibib, ”Jangan pernah biarkan Julaibib masuk di antara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!” Demikianlah Julaibib. Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tak satu makhlukpun bisa menghalangi. Julaibib berbinar menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaff terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah dia tiada, tidak begitu dengan Sang Rasul, Sang rahmat bagi semesta alam. Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Sang Nabi, Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. ”Ya Julaibib”, begitu lembut beliau memanggil, ”Tidakkah engkau menikah?” ”Siapakah orangnya Ya Rasulallah”, kata Julaibib, ”Yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?” Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Tak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah juga tersenyum. Mungkin memang tak ada orangtua yang berkenan pada Julaibib. Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah menanyakan hal yang sama. ”Wahai Julaibib, tidakkah engkau menikah?” Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu, begitu. Tiga kali. Tiga hari berturut-turut. Dan di hari ketiga itulah, Sang Nabi menggamit lengan Julaibib kemudian membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar. ”Aku ingin”, kata Rasulullah pada si empunya rumah, ”Menikahkan puteri kalian.” ”Betapa indahnya dan betapa berkahnya”, begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa Sang Nabi lah calon menantunya. ”Ooh.. Ya Rasulallah, ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram dari rumah kami.” ”Tetapi bukan untukku”, kata Rasulullah.

”Kupinang puteri kalian untuk Julaibib.” ”Julaibib?” Nyaris terpekik ayah sang gadis.
”Ya. Untuk Julaibib.” ”Ya Rasulullah”, terdengar helaan nafas berat.
”Saya harus meminta pertimbangan isteri saya tentang hal ini.” ”Dengan Julaibib?” isterinya berseru. ”Bagaimana bisa? Julaibib yang berwajah lecak, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi Allah tidak. Tidak akan pernah puteri kita menikah dengan Julaibib. Padahal kita telah menolak berbagai lamaran…” Perdebatan itu tak berlangsung lama. Sang puteri dari balik tirai berkata anggun. ”Siapakah yang meminta?” Sang ayah dan sang ibu menjelaskan. ”Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah lah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku.”

Sang gadis shalihah lalu membaca ayat, "Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata…" (QS Al Ahzab [33]: 36) Dan Sang Nabi dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis shalihah, ”Allahumma shubba ‘alaihima khairan shabban.. Wa la taj’al ‘aisyahuma kaddan kadda.. Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atas mereka, dalam kelimpahan yang penuh berkah. Janganlah Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah…”

DOA YANG INDAH Sungguh kita belajar dari Julaibib untuk tak merutuki diri, untuk tak menyalahkan takdir, untuk menggenapkan pasrah dan taat pada Allah dan RasulNya. Tak mudah menjadi orang seperti Julaibib. Hidup dalam pilihan-pilihan yang sangat terbatas. Kita juga belajar lebih banyak dari gadis yang dipilihkan Rasulullah untuk Julaibib. Belajar agar cinta kita berhenti di titik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tak suka. Karena kita tahu, mentaati Allah dalam hal yang tak kita suka adalah peluang bagi gelimang pahala. Karena kita tahu, seringkali ketidaksukaan kita hanyalah terjemah kecil ketidaktahuan. Ia adalah bagian dari kebodohan kita. Isteri Julaibib mensujudkan cintanya di mihrab taat. Ketika taat, dia tak merisaukan kemampuannya. Memang pasti, ada batas-batas manusiawi yang terlalu tinggi untuk kita lampaui. Tapi jika kita telah taat kepada Allah, jangan khawatirkan itu lagi. Ia Maha Tahu batas-batas kemampuan diri kita. Ia takkan membebani kita melebihinya. Isteri Julaibib telah taat kepada Allah dan RasulNya. Allah Maha Tahu. Dan Rasulullah telah berdoa.

Mari kita ngiangkan kembali doa itu di telinga. ”Ya Allah”, lirih Sang Nabi, ”Limpahkanlah kebaikan atas mereka, dalam kelimpahan yang penuh barakah. Janganlah Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah..” Alangkah agungnya! Urusan kita sebagai hamba memang taat kepada Allah. Lain tidak! Jika kita bertaqwa padaNya, Allah akan bukakan jalan keluar dari masalah-masalah yang di luar kuasa kita. Urusan kita adalah taat kepada Allah. Lain tidak.

Maka sang gadis menyanggupi pernikahan yang nyaris tak pernah diimpikan gadis manapun itu. Juga tak pernah terbayang dalam angannya. Karena ia taat pada Allah dan RasulNya. Tetapi bagaimanapun ada keterbatasan daya dan upaya pada dirinya. Ada tekanan- tekanan yang terlalu berat bagi seorang wanita. Dan agungnya, meski ketika taat ia tak mempertimbangkan kemampuannya, ia yakin Allah akan bukakan jalan keluar jika ia menabrak dinding karang kesulitan. Ia taat. Ia bertindak tanpa gubris. Ia yakin bahwa pintu kebaikan akan selalu terbuka bagi sesiapa yang mentaati-Nya. Maka benarlah doa Sang Nabi. Allah karuniakan jalan keluar yang indah bagi semuanya.

Kebersamaan di dunia itu tak ditakdirkan terlalu lama. Meski di dunia sang isteri shalihah dan bertaqwa, tapi bidadari telah terlampau lama merindukannya. Julaibib lebih dihajatkan langit meski tercibir di bumi. Ia lebih pantas menghuni surga daripada dunia yang bersikap tak terlalu bersahabat kepadany. Adapun isterinya, kata Anas ibn Malik, tak satupun wanita Madinah yang shadaqahnya melampaui dia, hingga kelak para lelaki utama meminangnya. Saat Julaibib syahid, Sang Nabi begitu kehilangan. Tapi beliau akan mengajarkan sesuatu kepada para shahabatnya.

Maka Sang Nabi bertanya di akhir pertempuran, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” “Tidak, Ya Rasulallah!” Serempak sekali. Sepertinya Julaibib memang tak beda ada dan tiadanya di kalangan mereka. “Apakah kalian kehilangan seseorang…?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya lagi. Kali ini wajahnya merah bersemu. “Tidak Ya Rasullallah!” Kali ini sebagian menjawab dengan was-was dan tak seyakin tadi. Beberapa menengok ke kanan dan ke kiri. Rasulullah menghela nafasnya… “Tetapi aku kehilangan Julaibib…” kata beliau. Para shahabat tersadar. “Carilah Julaibib!” Maka ditemukanlah dia, Julaibib yang mulia. Terbunuh dengan luka-luka, semua dari arah muka. Di seputaran menjelempah tujuh jasad musuh yang telah dia bunuh. Sang Rasul, dengan tangannya sendiri mengafani Sang Syahid. Beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam menshalatkannya secara pribadi. Ketika kuburnya digali, Rasulullah duduk dan memangku jasad Julaibib, mengalasinya dengan kedua lengan beliau yang mulia. Bahkan pula beliau ikut turun ke lahatnya untuk membaringkan Julaibib. Saat itulah, kalimat Sang Nabi untuk si mayyit akan membuat iri semua makhluq hingga hari berbangkit, “Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku. Dan aku adalah bagian dari dirinya.” Ya. Pada kalimat itu 'Ya Allah, dia bagian dari diriku. Dan aku adalah bagian dari dirinya.'tidakkah kita cemburu?

Dikutip dari tulisan Salim A. Fillah. Semoga beliau diberi keberkahan. Aamiin.

Selasa, 19 Juli 2016

D'nastars

D'nastars

Alhamdulillah...ludes di kantor adik @rizkiana_rina di #Lebaran2016
Day 3 kmrn...^^

Bukan jualan, hanya sharing kue lebaran...(eh tapi punya toko kue seru juga...salah satu cita2 jg)

Bikin iseng2 di H-5 lebaran kmrn, ga niat banget malah jadi... Resepnya simple aja:

1. Masukkan 1 sachet #blueband cake and cookies ke dlm wadah cekung besar. Lalu, masukkan 1 butir telur (ambil kuningnya aja). Aduk rata. Penggunaan blueband ini supaya praktis.krn sdh ada butter nya.

2. Ambil 3 gelas belimbing tepung terigu, masukkan sedikit demi sedikit sambil diaduk rata. Tambahkan 1 sachet vanili bubuk, 3 sdm susu skim, 3 sdm tepung maizena, parutan keju cheddar, dan gula halus or icing sugar secukupnya. Aduk pelan2 dgn tangan mengambang tp menekan sedikit supaya adonan cantik dan mdh dibentuk.

3. Setelah adonan kalis, alias tdk lembek dan tdk kaku, bentuk adonan seperti kalau kita lagi main lilin or doe. Dipipihkan lalu taruh selai nenas. Bulatkan. Bisa beli selai yg sdh jadi atau mengcaramelkan parutan buah nenas sendiri. Bisa juga diisi selai strawberry atau coklat/nutella. Jadi strawstar n chocostar/tellstar deh hehe...

4. Susun nastar di dlm #happycall , olesi kuning telur dan taburi parutan keju/chocochips/cengkih . Ulf suka manggang with happycall krn praktis. Jika pakai teflon biasa, kasih sarangan (#bukanbahasaKoreA :D ) yg diolesi margarin spy nastar tak gosong.

5. Panggang dgn api kecil, hampir mati selama 20-30 menit. Dengan happycall bisa hanya 20 menit saja. Dengan teflon biasa, selama 30 menit. Jangan kelebihan nanti gosong.

6. Setelah 30 menit, matikan kompor. Icip nastar saat sdh dingin yaah. Hati2 mengangkatnya karena rapuh. Tp msh lebih rapuh hati siih hoho... Komen anak2 ofis: Rin, nastarnya enak, lembut, beda...^^

Met mencoba yaa...jangan takut gagal, seru2an aja, ajak anggota keluarga krn it's so fun!

#simple
#recipe
#family  moment
#office #sharing activity
#cake #cookies #cakedankuenastar
#nastar

Sunday Favorite Menu : Sayur Asem

Sunday favorite menu...^^
Sayur asem plus sambal, ikan asin, nasi anget, mungkin ditambah teri kacang balado atau tempe/ayam goreng pas banget buat menu makan bareng keluarga di Hari Minggu...

Bikinnya so simple...
1. Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan bersamaan seperti 4-6 siung bawang merah, 5-10 cabai merah, gula (gula merah enak juga), garam, sedikit terasi, kacang tanah 2 genggam (dihaluskan), penyedap secukupnya ke dalam panci berisi air. Jangan lupa beri 3 helai daun salam, 2-3 genggam kacang tanah utuh, dan keprekan laos sebesar jempol. Tunggu sampai mendidih.
2. Masukkan asam lalu jagung, buah melinjo, tunggu sampai mendidih.

3. Masukkan potongan pepaya muda, labu siam, kalau suka nangka bisa juga dimasukkan bersamaan.

4. Setelah mendidih, masukkan potongan kacang panjang.

5. Mendidih lagi, lalu masukkan daun melinjo. Masak sampai mendidih.

6. Happy eating with family^^

#cookwithUlf

Minggu, 22 Mei 2016

Si Hijau, Si Cabe Rawit Sariayu Hijab Series

Lima tahun mengenakan pakaian muslimah yang benar-benar tertutup (dari ujung kepala sampai ujung kaki) alias tidak buka tutup lagi, Ulf tak pernah merasa kerepotan bagaimana harus merawat bagian tubuh yang tertutup. Maklum, orangnya apa adanya (lebih tepatnya cuek sih) soal perawatan tubuh. Jadi ya, pakai saja produk yang ada, yang penting nggak nguras kantong, bikin bersih, dan cukup wangi. Cukup lho ya, soalnya kalau terlalu wangi jadi rada curiga. Jangan-jangan itu produk sebenarnya parfum yang dikamuflasekan sebagai sampo, sabun, pasta gigi, body lotion, dll. Hehe... Termasuk soal perawatan rambut. Ulf nih nggak pernah lho pakai conditioner kalau habis pakai sampo. Soalnya orangnya malas ribet bin malas nunggu lama. Secara kalau dulu kan pakai conditioner harus nunggu selama 3 menit. Beuh...itu sih waktu yang lumayan banget buat ngerjain PR or telfonan atau bbm-an. Plus, orangnya malas banget berlama-lama di kamar mandi. Tahu sendiri kan, kamar mandi tempatnya siapa hayooo?? Setan dan keluarganya hiiiiii.... Meski nggak pernah pakai conditioner, Ulf dulu justru sering dijuluki gadis sunsi*k (soalnya dulu pas belum berjilbab, nggak pernah tuh rambut dikuncir, selalu digerai, panjang en hitam mirip model iklan gadis sunsil*...Yaa Allah, tolong deh...jahiliyah banget deh waktu itu, harusnya dari pas baliq aja pakai jilbabnya). Paling puol perawatan rambut tuh creambath sendiri pakai krim khusus yang dibeli sama ibu tiap seminggu sekali atau lidah buaya-an selama satu jam. Itu aja sih... Hingga...suatu waktu...menemukan produk sampo dengan kemasan hijau segar ini di swalayan dekat rumah. Menarik hati sejak lihat kemasannya pertama kali. Ulf pun mengangkat botol sampo berukuran 180 ml itu. Seperti biasa, rasa penasaran harus diimbangi dengan membaca apa yang tertulis pada bagian belakang produk. Kandungan sampo ini tuh terdiri dari urang-aring (wah, pasti bisa bikin rambut tampak hitam terus nih), lidah buaya (hmm...bisa melebatkan rambutku nih), mangkokan (wah...buat apaa yaa?), cabe rawit (whatta? Pedes dong?!), daun mint (wah segar pasti nih...), dan bahan lainnya. Keterangan lain yang tertera pada kemasan adalah sampo ini all in one. Bisa menjaga kesegaran rambut, merawat kehitaman rambut, merawat kekuatan rambut, membersihkan, mengurangi rasa gatal di kulit kepala, dan mencegah rambut dari ‘lepek’. Hmm...aku tertarik nih untuk mencoba. Soalnya sampo yang terakhir yang dipakai itu sudah nggak cocok banget dengan rambut yang sering tertutup sehari-harinya. Jadi lebih sering keramas. Bahkan sampai 5 kali dalam seminggu. Waduh, bisa gawat kan kalau terlalu sering keramas. Rambut jadi terasa kering dan kurang nyaman. Sampai di rumah, langsung kucoba deh...sempat takut-takut bakal kepedesan kepalanya hoho...tapi ternyata nggak lho, malah efek segar dan dinginnya terasa di kulit kepala saat sampo diusap-usapkan sambil dipijat ke kepala. Selesai keramas (tanpa conditioner-hanya sampo cabe rawit ini), rambut lalu dikeringkan menggunakan angin dingin yang berasal dari kipas angin. Itu sih yang Ulf tahu untuk mencegah rambut kering. Diangin-anginkan pakai kipas angin, bukan hair dryer yang anginnya panas. Dan...voila! rambutku jatuhnya asyik, ringan tapi berasa bervolume, dan wanginya pas, nggak berlebihan. Ini baru kali pertama. I can’t believe it! Tiga hari kemudian, rambut Ulf masih oke punya. Padahal tetap tertutup jilbab seharian selama 3 hari berturut-turut. Seolah samponya itu kebal menahan keringat akibat pengap tertutup kain untuk tak mengganggu kulit kepala dan memberatkan rambut. Efeknya seperti ini lho kalau di rambut Ulf. Dengan Sariayu Hijab Shampoo ini, Ulf hanya butuh keramas 2 kali dalam seminggu. Atau jika panas sekali cuacanya dan kerja lapangan lagi agak over bisa sampai 3 kali seminggu keramasnya. Praktis, hemat waktu tapi tetap segar bin bersih-bebas gatal. Sampo ini Ulf beli dua puluh ribu sekian deh di swalayan besar dengan inisial TT itu :D Selain sampo, Ulf juga pakai Sariayu Hijab Hair Mist, instead of tonic atau conditioner yang ketika diaplikasikan butuh waktu sekian lama. Pakainya juga praktis karena tinggal semprot sajaaa...tapi pastikan rambut bersih saat disemprot. Rambut yang kotor lalu disemprotkan produk apapun biasanya akan menambah tumpukan kotoran di kulit kepala atau justru di sela-sela helai rambut. Biasanya, Ulf pakai hair mist ini sehabis keramas dan rambut sudah kering. Atau saat diperlukan dan rambut masih dalam keadaan oke alias nggak lepek, nggak keringatan, pokoknya kering terkendali gitu deh. Ulf suka produk ini karena praktis dan berkualitas. Tapi, nggak bikin kantong jebol. Hair mist ini Ulf beli di tempat yang sama dengan harga sekitar enam belas ribuan. Aroma kuat dari mint dan urang-aring terasa banget dalam produk ini. Yang Ulf suka dari kedua produk ini adalah: 1. Mudah didapatkan 2. Terjangkau sekali harganya 3. Bikin segar kulit kepala dan dingin (anti pedas, seperti dikhawatirkan di awal) 4. Rambut terlihat bervolume 5. Tanpa conditioner pun, sampo dan hair mist-nya tetap mendukung rambut enak jatuhnya 6. Terbuat dari bahan-bahan alami yang mencakup semua kebutuhan rambut Ulf Yang Ulf kurang suka dari kedua produk ini: Hampir nggak ada, tapi kadang aroma urang-aringnya yang kuat membuat orang-orang di rumah yang mencium agak menjauh sedikit. Yowislah...Ulf menjauh sedikit...tapi kalau sudah agak lamaan juga aromanya nggak terlalu tercium. Oke...sampai di sini dulu ya review produk Sariayu hijab series Ulf kali ini. Saran Ulf, kalian juga bisa mencoba conditioner dan tonic-nya. Thanks for visiting my home yaa...^_^

Jumat, 15 Januari 2016

Nesha. Adik Tasya (ter-#MDATTWS)

Ulf dan adik suka makan es krim saat #siblings time^^

Memiliki adik adalah salah satu kelengkapan ruang hati. Apalagi adik perempuan. Eh, tapi sebelum Ulf cerita tentang adik perempuan (yang menjadi ide dari munculnya tokoh Nesha dalam novel Morning Dew and the Togetherness We Share), Ulf mau sedikit cerita tentang adik laki-laki. Adik yang sampai saat ini Ulfah anggap ada di tengah kami sekeluarga. 

Kurang ingat waktu itu Ulf kelas berapa SD, ada anak tetangga yang baru lahir. Terus Ulf dengar ibu juga jadi pengin hamil lagi dan melahirkan anak lelaki ganteng setelah melihat anak tetangga itu. Alhamdulillah ibu hamil anak ketiga. Memasuki usia kehamilan 6 bulan, ibu mengalami bleeding. Dokter tak berhasil menyelamatkan Adik yang diprediksi berjenis kelamin laki-laki itu. Ulfah kecil melihat ibu yang kerap menangis saat melihat sepatu bayi hasil rajutannya. Ulfah kecil merasa kehilangan juga. Karena sudah tahu akan punya adik laki-laki. Namun, kemudian adik laki-laki itu pergi. 

Selang satu atau dua tahun ibu hamil kembali. Kali ini Ulf kecil bakal punya adik perempuan. Memasuki usia kandungan sembilan bulan, adik Ulf itu tak kunjung keluar. Ibu sudah kepayahan. Kerap kali ibu menyeret kakinya untuk melangkah. Sementara, ibu adalah perempuan yang sangat aktif. Tak mau pakai kursi roda juga. Sebagai ibu rumah tangga, ibu sangat produktif. Mesin jahit pemberian mertua lelakinya, ibu jadikan modal awal berkarya. Ya...hanya berkarya awalnya. Karena ibu sangat kreatif bermain dengan bahan kain, jarum, dan menggambar model baju. Lama-kelamaan ibu memproduksi baju sendiri setelah sempat belajar dengan tetangga beda 2 rumah, Mama Ida, namanya. Belajarnya juga bisa dibilang ndak intens karena ibu sibuk mengasuk anak dan ada mbah putri yang sudah sepuh sakit dirawat ibu di rumah kami. Bahkan saat hamil pun ibu masih memenuhi permintaan pelanggan. Kadang, model pakaiannya rumit. Kebaya modern, ala encim, brokat, gaun untuk hari raya Paskah/Natal, gamis, dll.

Begitulah ibu kami. Hingga akhirnya tepat di usia kandungan sembilan bulan sepuluh hari, adikku menunjukkan tanda-tanda hendak keluar. Ibu meringkuk lemas di pojok tempat tidur. Ulf kecil hanya bisa manggil-manggil ibu sambil mengelus dan memijat kaki ibu. Sementara, bapak sedang cari kendaraan tuk membawa ibu ke klinik. Sesaat sebelum adik keluar, listrik mati. Bidan Diah langsung menangani ibu. Alhamdulillah. Adik berkulit putih bersih dan berpipi merah semu itu bisa lahir dengan selamat. Ibu juga bisa langsung peluk adik. 

Adik perempuan Ulf ini minum ASInya sangat banyak. Melihat wajahnya saat disusui sungguh membuat rasa hati bahagia. Sambil menyusui, ibu kerap membacakan shalawat dan menyebutkan nama setiap anggota keluarga. Ulf ingat saat itu sudah kelas 4 SD. Pas lagi gendong adik yang saat itu sudah agak besar sekitar usia 6 bulan, seorang teman lewat di depan rumah. Dia bilang, “Wuih, adeknya Rani (panggilan Ulf di rumah) gede banget. Awas lho Ran kecengklak trus jadi bongkok lama-kelamaan. Udah mana bawa tas sekolah setiap hari udah kayak mau minggat eh ini ditambahin gendong-gendong adek. Bakalan bongkok dah.”

Ulf terdiam. Lalu... “biarin...adek aku enteng kok, kayak boneka malahan. Nggak berat kayak tas sekolah.”
Memang sih. Dulu itu Ulf sekolah di SD yang cukup ketat peraturannya dan bawaan bukunya setiap hari banyak. Satu mata pelajaran harus ada buku cetak, buku catatan, latihan, dan PR. Sementara, sehari bisa 4 – 5 subjek plus buku agenda yang akan ditulisi guru dan direspon oleh orangtua. So, bisa dihitung sehari bisa bawa berapa buku dalam tas gemblok. Serunya Ulf kecil tuh udah merintis membentuk tulang dan otot yang kuat :D 

Di dalam rumah, Ulf kecil merenung (ceile...). Kepikiran kata-kata teman tadi. sambil mikir, Ulf colek-colek pipi adik cantik yang gembil. Hoho...
Alhasil, selama seminggu lebih Ulf nggak mau sama sekali gendong adik. Lah...nggak disuruh juga sih. Wong kemarin itu gendong karena Ulf maksa bapak buat gendong adik. Maksudnya mau bantuin ibu dan bapak yang lagi repot urus mbah ti. Tapi...lama-kelamaan kok kayak ada yang hilang. Ruang hati ini rasanya nggak lengkap.  
Ulf terbiasa gendong adik. :’( Apalagi habis itu bapak ngajak kita foto-foto keluarga di ruang tamu. Satu-satu kita gendong adik. Pas sampai di Ulf, gayanya canggung gitu. (fotonya sengaja nggak di-upload-malu soalnya :D)

Maka, Ulf putusin buat back to the daily ‘happiness’ routine. Gendong adik depan or belakang tetap jadi bagian dari keseharian Ulf kecil. Omongan orang lain? Biarkan berlalu. Bagai putik-putik bunga kapuk yang singgah sebentar di kepala atau baju lalu pergi tertiup angin. :D
 
Okay...back to Nesha yaaaa.... (Morning Dew and The Togetherness We Share-Elexmedia)

Jadi, idenya itu dari lihat tingkah laku adiknya si Ulf dewasa. 

Dia suka tidur sambil headset masih menggantung di telinga dengan playlist lagu-lagu K-Pop seru yang terdengar saat mendekat untuk membangunkannya. Selain itu, adik Ulf juga suka men-share apapun yang lagi hits, apapun yang ia rasakan, apapun makanan yang lagi disukai, dan habis ketemu siapa aja. Setiap hari ada aja yang diceritain. Rumah ramai selalu. Malahan, Ulf heran kalau tetiba adik Ulf sepi. Pasti lagi be-te atau unmood akibat berbagai hal. 

So, Nesha itu sungguh ada. Cantik, tinggi, putih, kadang serius, sering tanya ini-itu, ramai selalu, dan rajin doing chores (asal jangan disuruh aja-soalnya pasti mandek alias malas ngerjain kalau disuruh)   

Thanks, friends yang sudah mampir dan baca dari tadi. Semoga kita semua selalu akur dan kompak sama keluarga. Love you, all ^_^