Selasa, 02 September 2014

Ranjau Di Social Media






"Jangan banyak menebar ranjau hingga engkau lupa dimana saja, lalu mereka balik membahayakan dirimu sendiri."

Kalimat ini kudapat dr seorang teman dumay yang sempat bertemu langsung beberapa waktu lalu. Ah...jd ingat tentang postingan di dunia maya, macam socmed. Sebagian besar melebihkan postingan supaya lebih menarik dan eye-catching. Baik tuk menimbulkan simpati atau justru memperlebar jurang permusuhan. Sejatinya, karya fiksi yang sering berisi hal-hal berlebihan. Tujuannya tentu untuk memperkaya karya. Namun, komentar, opini atau kritik pun mengandung itu. Karena memang dilontarkan oleh manusia yang bisa salah, khilaf dan lupa.

Layaknya yang tengah terjadi saat ini. Politik #pilpres dengan disusupi warna 'black campaign' yang ternyata tidak hanya berwarna 'hitam'. Warna warni gitu lho...sampai bisa bikin pembaca/penikmat socmed geleng-geleng kepala, hancurkan laptop dan nunjuk-nunjuk orang di dalam layar gadget. (Yang terakhir itu kayaknya lebay, hehe...)

Balik lagi ke soal ranjau. Aku pernah memperhatikan postingan seorang...ehem...no hard feelings yaa...Internet Marketer merangkap motivator yang sukses di dalam dan luar negeri. Ia seorang Indonesia. Dalam videonya saat memberi 'kuliah' tuk peserta bisnisnya, ia pernah berseloroh (kurang lebihnya),"Makanya jangan percaya sama orang yang kerja onlen, apa-apa (maksudnya postingan) bisa dibikin jadi keren, lebay, outstanding meskipun simple."

Spontan para peserta tertawa lepas. 'Kuliah' yang sudah diikuti selama berjam-jam itu ternyata asyik. Terlihat dari wajah-wajah mereka yang sumringah.

Waktu itu dia lagi ngajarin bikin blog, akun youtube sama akun facebook banyak dengan postingan segala rupa termasuk yang lagi tren. And you know what, termasuk bikin video youtube tentang 'obat kuat' dan 'sex aman'.

Dug...dug...buatku sih nggak masalah karena tho ada ilmu yang manfaat dari beliau. Meskipun ia tak mengucapkan satu kata seperti 'jujur' yang ternyata nilainya lebih baik di mata yang menciptakan otak dan ilmu buat kita. Yang penting jadi first-lah di Google atau 'trending topic' di socmed mana aja.

Kemudian...belakangan kulihat ia menjadi tim sukses salah satu #capres #cawapres . Mulai terlihat tidak netral deh beliau. Padahal selama ini supaya dilirik banyak customer, ia banyak menulis tentang hal-hal bagus soal suatu produk dan jasa dengan mengesampingkan keburukan produk/jasa lain.

Dan you know what, aku teringat selorohannya waktu itu. Haruskah aku percaya dengan apa yang dipostingnya? Terlebih (nah kan ada kata 'lebih'nya :D) 'black campaign' itu penyumbang terbesarnya dari sesuatu yang lagi jadi 'trending topic' di dunia maya, yaitu social media.

Buatku...ini serupa ranjau yang balik membahayakan dirinya.

2 komentar:

  1. Hi, Miss Ulfah
    This is me
    You know who i am :p
    I wanna add your blog
    Thank you
    :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmm....sounds that i know u best...one of inspiring women who drags me into Emak2 Fesbuker Mencari Cinta Project, right? :D welcome to my home, sis ^_^

      Hapus