Senin, 14 Oktober 2019

Review Receh BECAUSE THIS IS MY FIRST LIFE : Pikirkan Berulang Kali Jika Hendak Menjadi Scripwriter





            
               Halo, apa kabar? Assalamu’alaikum yeoreobeun? Semoga kamu dalam keadaan baik, tidak kurang suatu apapun, dan sehat jiwa raga. Di blog kedua bulan Oktober 2019 ini, aku mau sedikit review drama Korea yang jadi favoritku banget nih. Sebenarnya agak kepikiran sih untuk menjadikan blog ini tempat review semua drama Korea yang jadi favoritku dan lagi aku tonton. Tapi, kita lihat aja deh nanti. Biasa deh aku kan suka nggak jelas coz ada aja yang dikerjain sampai ga tengok-tengok ke blog atau media sosial pribadiku. Anyway, yereobeun akun media sosial pribadiku yang sering kutengok tuh ada  https://www.facebook.com/ulfah.khaerani , https://twitter.com/ukhaerani
 , Instagram @ukhaerani dan blog ini. Terus ada akun jualan barang pribadi juga sih yang lagi ditongkrongin banget di Carousell @ulf_stuff. Jadi, mungkin kamu bisa melihat hal sama yang lagi aku bahas di sana.
            Oke, sekarang kembali ke judul awal, rencananya sih bakal jadi tulisan review atau opiniku tentang drama yang diperankan oleh JJ Somin dan Lee Min Ki itu. Semoga aku nggak keluar jalur yah pas lagi nulisnya hihi…
            Dimulai dari episode pertama yang cukup menyentuh, menurutku lho ya, betapa di keluarga Ji Ho (Somin JJ) anak lelaki itu selalu diutamakan. Bayangkan, kamu lagi ulang tahun terus dirayakan bersama keluarga. Yang harusnya tiup lilin itu kamu, eh malah adik kamu yang laki-laki karena keluarga terlalu mengutamakan anak lelaki. Kebayang dong kezelnya kayak apa. Untung aja si Ji Ho masih boleh makan kue ultahnya sendiri. Kalau nggak, pasti Ji Ho dah bawa-bawa koper keluar rumah sejak berusia 10 tahun. Ketika Ji Ho berusia 20 tahun, dia akhirnya bisa meniup lilin ulangtahunnya sendiri. Ada dua sahabat terbaiknya, Ho Rang dan Soo Ji yang merayakan ultahnya dengan cake besar itu. Sebelum meniup lilin. Ji Ho mengucapkan satu wish yang pada akhirnya membawanya ke sejumlah kerumitan hidup. Tapi, in the end, Ji Ho menemukan seseorang yang bisa menjadi pelindungnya. Ji Ho wished
Kabulkan aku jadi penulis hebat.

ndeprok di atas karpet depan tv tuh kebiasaan semua penulis deh, bukan Ji Ho aja


            Dan benar saja, Ji Ho menjadi penulis. Tepatnya, asisten penulis drama atau co writer drama laris yang dia lakoni selama 5 tahun. Ji Ho tinggal di apartemen tim produksinya bersama kepala penulis atau headwriter Jakkanim untuk satu judul drama yang sudak dikerjakan selama 3 bulan lamanya. Ji Ho mengerjakan sub bagian yang cukup banyak di drama itu. Bagi Ji Ho, job desk utamanya adalah ‘menggalang dana’. Dia harus menuliskan kalimat yang berhubungan dengan produk-produk yang sedang diiklankan melalui drama itu. Kamu pasti pernah lihat dong drama kita yang diselipkan iklan makanan atau minuman. Misalnya, pemain utamanya lagi duduk santai, eh tahu-tahu ada istrinya datang bawa camilan crackers yang lagi hits. Nah, kalimat yang diucapkan sang istri berisi kalimat persuasif a.k a bujukan untuk penontonnya supaya tertarik beli produk itu. Begitu tuh kerjaan Ji Ho di tim drama.

Setelah 3 bulan mengerjakan ‘penggalangan dana’, Ji Ho izin pulang ke apartemennya yang ia tempati bersama adik laki-lakinya. Pas hari itu adalah ulangtahunnya ke-30. Betapa terkejutnya Ji Ho saat tahu kalau adiknya sudah menikah selama 4 bulan. Dan sebentar lagi dia akan menjadi seorang tante. Sungguh pekerjaan scriptwriter itu membuat Ji Ho kehilangan momen penting dalam hidupnya. Saat keluar dari apartemen headwriter-nya saja, Ji Ho senang melihat sinar matahari yang menembus kulit tangannya. Kadang, adikku juga bilang aku norak saat aku berjalan keluar rumah bersamanya. Seakan aku belum keluar rumah selama bertahun-tahun. Hehe…karena aku melakoni pekerjaan yang serupa dengan Ji Ho, bedanya aku bisa mengerjakan semua script dari kamar di rumahku sendiri. Semua pekerjaan di-submit via email atau website. 

Konflik pertama yang Ji Ho hadapi adalah adiknya dan istri tinggal di apartemen mereka. Sementara, ayah dan ibunya di kampung halaman. Ji Ho sangat tidak nyaman berada satu atap dengan adik dan adik iparnya. Bagaimana jika mereka melakukan adegan suami istri di depannya? Dan Ji Ho tidak ingin terlihat buruk dengan membiarkan adik iparnya yang hamil mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga. Sementara, Ji Ho juga akan sibuk dengan pekerjaannya (ini tuh bisa jadi konflik banget di kehidupan kita sehari-hari ya? Betapa nyamannya hidup sendiri daripada bersama adik atau kakak yang sudah menikah, sementara kita belum menikah…)

Maka, keluarlah Ji Ho dari apartemennya. Ia mencari kamar sewaan ke segala penjuru Seoul. Ibunya memberi kejutan dengan memberi uang dalam amplop yang terlihat tebal itu. Tak dinyana, jumlah uangnya memang mengejutkan. Masih jauh dari bayangan Ji Ho bahwa ia akan dapat menyewa kamar bagus dengan uang itu. Akhirnya, Ho Rang memberinya solusi. Sangat menggiurkan bisa mendapatkan kamar bagus dengan harga rendah (dan hanya perlu menjaga kebersihan) di apartemen mahal milik seorang kenalan pacar Ho Rang. Oh iya, Ho Rang ini punya beban sendiri yaitu ia yang sudah berpacaran dengan Woo Seok (Kim Min Seok ini ya aktor yang bersemangat banget dan anak rumahan dilihat dari acara ragam IT’S DANGEROUS OUTSIDE THE BLANKET) selama lebih dari 5 tahun ini tak kunjung dilamar. Bagi seorang wanita, ada masanya ia sangat ranum dan itu adalah momen terbaik dalam hidupnya. Maka, menikahlah pada saat itu. Tapi, Woo Seok belum punya pekerjaan tetap yang bisa diandalkan penghasilannya tiap bulan. Jadilah mereka ribut setiap saat. Sampai ada tragedi sofa pink lembut itu…Pokoknya harus segera nonton deh. 

Rumah atap Ho Rang Woo Seok yang juga basecamp kumpulnya Ji Ho bareng sahabat.


Lalu, Ji Ho sudah pindah ke rumah Nam Se Hee (Lee Min Ki). Keduanya berpikir mereka memiliki jenis kelamin yang sama. Dilihat dari nama dan profil akun media sosialnya. Ji Ho menyangka Se Hee perempuan femme fatale yang sukses di karir IT-nya. See Hee menyangka Ji Ho laki-laki penyuka bola yang suka kebersihan. Poin Ji Ho sebagai penyewa pun tinggi di mata Se Hee. Se Hee ini sangat logis. Dia memberi rating semua penyewa kamar di apartemennya berdasarkan kebersihan dan penjagaan tata tertib. Dan Ji Ho adalah penyewa dengan rating tertinggi. Hingga suatu hari, keduanya akhirnya tahu bahwa mereka beda jenis. Heboh. Hanya sesaat saja. Hingga akhirnya keduanya memutuskan menikah di atas kontrak 2 tahun dengan alasan kuat masing-masing. 

Di drama ini tuh ada cameo kucingnya lho...pihak ketiga yang jadi saksi hidup kalau Ji Ho dan Se Hee lagi berduaan.


Ji Ho sangat membutuhkan kamar nyaman di rumah Se Hee. Dan dia juga tidak bisa menemukan kamar murah senyaman itu. Sementara itu, Se Hee sangat butuh menikah supaya ibunya tidak diceraikan ayahnya. Dan Se Hee juga bisa melunasi cicilan pembelian apartemen dari ayahnya jika menikah. Kalian pasti sudah bisa menduga jika menikah kontrak ini akan ketahuan lambat laun dengan cara yang tidak biasa. Satu yang paling greget adalah ketika Soo Ji, sahabat Ji Ho yang merupakan femme fatale yang suka bersenang-senang dengan banyak pria, menemukan kontrak nikah keduanya. Soo Ji saat itu sedang menjalin hubungan asmara dengan bos Se Hee. Oh iya, ada satu pemanis di drama ini yaitu si pemilik cacat menawan alias lesung pipi, Kim Min Gyu. Kim Min Gyu berperan sebagai Yeon Bok Nam, anak pemilik kafe tempat Ji Ho bekerja setelah ia memutuskan tidak ingin menulis skenario drama tv lagi. Seru banget pertemuan Ji Ho dengan pria yang seumuran adiknya ini. Cute cute gimana gitu…

Gimana nggak meleleh hati noona dideketin kamu, dek?


Terus keputusan Ji Ho untuk berhenti menulis bukan tanpa alasan. Dia tuh hampir diperkosa oleh sutradara muda yang menghampirinya di studia tempat Ji Ho tidur sementara setelah keluar dari apartemen Se Hee. Ji Ho kabur dari studio out dengan berjalan kaki menggunakan slipper dan baju tidur. Untung dia sempat bawa hp. Dia kaget ternyata bisa berjalan sejauh itu hingga sampai di rumah Se Hee. Rumah yang ia merasa nyaman di dalamnya. 

Omu rice buatan Nam Se Hee buat Ji Ho


Kalau dari pengalamanku selama menulis skenario drama tv, ada sejumlah alasan mengapa seorang penulis bisa memutuskan hiatus atau berhenti sebentar tidak menulis dan bahkan tidak akan menulis selamanya. Mereka tuh mungkin mengalami hal seperti yang Ji Ho alami. Namun, kebanyakan ada pula yang mengalami hal-hal seperti di bawah ini. Beberapa diantaranya juga ada yang kualami sih.
*      Penulis lelah karena rating tak kunjung naik dan produser sudah semakin menekan mereka. Akhirnya kepala penulis memutuskan pasrah dengan keadaan. Entah dia diganti dengan penulis lain atau dia mengundurkan diri. Yang lebih sering sih dramanya ‘bungkus’. Hingga akhirnya keinginan untuk lanjut menulis memudar.
*      Penulis, terlebih co writer sering mendapat bully-an dari kepala penulis atau tim produksi lainnya. Kata-kata seperti DASAR PENULIS PEMALAS! AN**NG! dan aneka panggilan kebun binatang sering dilontarkan ke penulis ini di depan forum. Ada yang kebal. Tapi banyak pula yang merana. Dia pun memutuskan selesai dari tim ini.
*      Penulis tak kunjung mendapat jawaban dari ide atau sinopsis global yang ia kirimkan ke PH atau dititip ke penulis senior. Seperti yang kita tahu, terkadang no answer is also the answer, kan?
*      Buat sejumlah penulis, lingkungan basecamp bisa jadi bahan pertimbangan dia berhenti menulis. Entah karena terlalu terpapar asap rokok berkepanjangan atau tempat ostirahat yang tidak kondusif. Sementara, mereka tidak mendapat izin untuk mengerjakan PR di rumah sendiri. Secara jaringan internet tidak bisa disandarkan saat tim produksi butuh cepat naskahnya.
*      Sikut-sikutan everywhere. Biasanya untuk mempertahankan eksistensi, mereka yang tak punya ide segar nan keren dan kurang iman akan melakukan sikut-sikutan ini. Bisa dari menyebar fitnah atau menjadikan buruk orang yang hendak disingkirkan di hadapan orang lain.
*      Depresi. Penulis depresi biasanya akan terlihat dari tulisannya yang monoton atau flat saja. Dan kamu akan sulit melihat di wajahnya. Kalau sudah begini lebih baik penulis diliburkan sementara. Namun, biasanya akan sulit untuk kembali lagi ke produksi usai pengobatan. Hingga akhirnya ia memutuskan berhenti menulis.
*      Faktor orang-orang terdekat. Penulis biasanya berhenti karena diminta oleh orang-orang terdekatnya seperti suami, istri, orangtua, dan sahabat yang care. Mungkin mereka melihat sang penulis merana selama mengerjakan proyek. Mereka khawatir dia akan sakit fisik, dan lain-lain.  
Dan masih banyak lagi. Itulah mengapa kalau kamu memutuskan mau jadi scripwriter, siapkan mental dan spiritual kamu juga selain fisik, ide segar, dan kehadiran kamu. Menulis skenario drama tv, apalagi stripping tak semudah yang kalian bayangkan, yeoreobeun…
Oh iya, Ji Ho bagaimanapun akhirnya menikah sungguhan dengaSe Hee. Dan dia sangat senang jika Se Hee sudah bilang “uri…” atau “uri jib…” yang berarti “kita, rumah kita”. Ji Ho merasa buncah hatinya memiliki rumah sendiri dengan orang yang ia sayangi. Dia sempat iri tuh dengan keong yang tidak akan pernah kehilangan rumahnya. 


Saran Ulf, kamu kudu nonton drama ini. Lucu, menghibur, dan menyentuh. Apalagi pas adegan Ji Ho hendak menikah dengan Se Hee. Ibu Ji Ho bicara khusus pada Se Hee untuk tidak pernah menghentikan Ji Ho mengejar mimpinya sebagai penulis. Hiks hiks…
Last but not least, adek Ulf tuh pas kasih tahu drama ini di awal tahun 2018 bilang kalau Ji Ho itu mirip Ulf pas lagi nulis. Kadang sambil ngelaptop, melipir dulu ngosek wc atau cuci piring. Lebih sering ya bicara sendiri.

06.25 WIB
Sambil nonton Chibi Maruko Chan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar